This is Akira Wisnu's Site

Tuesday, January 12, 2010

Sebuah Kisah Klasik: Azazel

Lembah tinggi di dataran puncak kota hujan, di pinggiran gunung Salak dimana jasadku dan hatiku kini berada. Dalam kesendirian di ngarai sepi dan tebing sendiri, yang gelap dan dijamah oleh malam. Terbaring kusendirian, diterangi bulan malam setengah badan, tanpa bintang.

"Ah, mengapa masih juga.."
peluh pelan lelaki, lalu menoleh ke kanan, ia tak bisa apa - apa. Ia lumpuh kini, lupuh badan dan hati.
Tak ada satupun yang dilihat, bahkan mahluk halus dan dedemitpun tak mau menemani ia dalam kegelapan.

"Aaaaaaaaarghh!!"
teriakannya cuma menjadi buih di lautan, dia sendiri di ujung jurang. Meradang menerjang sakitnya dunia yang fana.

Pria ini ditinggalkan kekasihnya, seseorang yang ia sayang tanpa sebuah kata terucap.
Janjinya diingkari, dan karma menempatinya. Sebentar lagi ia akan mati, dan ia yakin akan hal itu.
Dalam hati ia merangkai prosa kecilnya, tuk yang dia benci dan dia cinta.

wajahnya menjadi hantu di duniaku
meninju kejam tiap kelu dan pelu di dalam hatiku
senyumannya berarti satu hal..
PALSU

dia dan segala egonya
dan para pangeran mahkota yang mengelilinginya
kebaikan palsu
dan segala puja puji dewata-dewahita yang semu

agoni para penguasa
paras bak cleopatra
merasa mampu menaklukan tiap pria,
namun sontak api menyala
dan kubenci dia
wanita berparas permata tapi berpikiran bisa..

dia adalah kepalsuan terindah..

lelaki ini patah hatinya, begitu pula semangatnya..karena cintanya takkan pernah sampai. Yang ia cinta adalah seseorang yang tak pernah ada, dialah Azazel dunianya.

-bersambung-

0 comments:

Edited by : Akira Wisnu akirawisnu.blogspot.com