This is Akira Wisnu's Site

Friday, February 8, 2013

The Pain!

I shrouded myself in the dark
inside the corner street without the light,
Why should i call you, the darkbringer in the form of light
warm enough, yet poisoning myself..

I do feel getting more and more invisible to the society,
I feel numb!
And I do feel closer to the one what so called,
The Pain!

Nobody bothering you..
And you're such a lonely person..
One who care another,
simply is person who's lonely!

I just wanna cry it out loud,
but I wont do that, nobody listening to you!
I simply fall into despair
And I'm becoming a huge Agony!

Know Pain!
Pain defines you!

To become a greater man..
..or the worst evil to your enemies!

-akirawisnu-

Thursday, February 7, 2013

Re-Galau: What a Mess Up

Hi all, long time no see, long time not updating this blog. Actually this blog was my "galau" stuff, a place where I'm only visitting when I do feel in a pinch. Yes! Right now i do feel that :)

Actually I'm not a very dilligent person, i do like exploring and questioning a lot of things. I love new things, but actually, I'm a type that would be bored very fast, that's why i do like Android, Linux / Ubuntu / Stata and coding's stuff, it mades my brain's working, and i do like the challenge. Then, the problem happened in front of my eyes after I'm working, wherever the workplace is. I'm not a morning person, so that's hard for me to keep u with every dilligent people out there. And FYI, I'm sleeping at 2AM, and have to wake up at 5AM? That's like, Crazy, I cant do it!
The other problem comes with usual stuff that's just like a mechanism. Repeating one another job for some days made you faster and more efficient, agree! But after you repeating that for 4 months, that's becoming boring. And your working partner, a dilligent and obey type was given the analysis work, while you are stuffed on Labelling data only.

Yap! See me, I'm not a tidy person, not a dilligent one. The problems are mine, not the other person or the job. I dunno, I wanna change it, but why should I? Or, I should change into another people before I becaming myself again? :o


-akirawisnu-
in despair February 2013

Sunday, December 11, 2011

Concept

Setting lokasi: Indonesia (Surabaya, Depok, Sidoarjo, Jakarta, Bandung, Jogja), USA (Boston, Washington D.C), Jepang (Tokyo-Akihabara), UK (London), Australia (Sidney,Melbourne, Victoria), Korea Selatan (?), Singapura, Mesir (?), Israel (Tel Aviv), Afrika Selatan (?), dan Belanda (Groeningen, De Hague, Amsterdam)

Setting Era: 7 A.t.I (Year of Seven after the Incident)

Main Character:

  • UVI, Economicans = Akirawisnu (Iznu); Si Oom (Bhimo); Bastian; Johen; Yaseff; Ruth; Rufita; Ratna; Donny; Andhonny; Adit; Thijah; Kenny Dee
  • UVI, Econometrist = Agbar du Waldee ; Erza d' Lion; Dea; Fajj'r; Saphirani; Deccile
  • UVI, Economagistra = Uzgiharzo (Monetarist); Erda (Demographician); A.F.L (Game Theorist); Chekal (Monetarist); Rus'an (Lawconomist)
  • UVI, Econoaleph = Meister Dorodjati; Meister Emir; Meister Chatib; Meisterita Srimulyani; Meister Faisal; Meisterita Minara; Meister Ardjan; Meister Arsjaad; Meisterita Miranda; Meister Kuntcoro
  • Stanferd, Econometrist = Andy Williams (Andhika)

Friday, September 30, 2011

Kosan si Oom

Kosan si Oom

by Wisnu Harto Adi Wijoyo on Sunday, September 4, 2011 at 11:54pm
Mengenang kosan si Oom (Bimo), menemani dikala labil, tempat menginap dikala belajar, tempat begadang saat sedih dan suka, tempat pelarian mahasiswa - mahasisi hedon IE07 sehabis kelayapan, tempat penutupan tahun dan kebersamaan IE07 (maupun IE08, e.g: Yusuf Sofiyandi Simbolon), tags: Putri Saraswati Rufita S Hasanah Sebastian Andika Bramantyo Mirzhaldy Andhonei Gita Putri Pertiwi Ruth Nikijuluw Joseph Natanael M. Sihotang Muhammad Usaid Anjas Adhi Rachman Prana Jahen dan para penghuni lainnya :'), makasiih selama 4 tahun ini..

Ada senja di saat berkibar sang saka,
Begitu pula kau..
Begitu pula aku..
Sebagaimana kita..

Kisah jumpa sepenggah kala,
Dan ku akan merindukan kau,

Malam gelap di Surabaya,
Mari berdoa untuk dia..
Tempat dimana radio tak berubah arah dan haluan
Lokasi mahasiswa riang dan galau, menyatu menderu jadi satu..

Kami akan merindukanmu,
Namun kenangan menjadi hal terindah,
Karna adanya kamu...salah satu tempah wadah intelektual muda mu

Akirawisnu
Mantan Mahasiswa yang kau temani wahai Kosan si Oom

Thursday, June 30, 2011

Lihat

Lihat aku,
Disini aku menatap kalian
Menerawangi setiap wajah kalian
Menatap kebahagian biru di hati kalian


Lihat aku,
Telanjang diatas daun yang kesepian
Menguning karena malu
Malu karena ketidakmampuanku


Lihat aku,
Saat ini ku kehilangan
Terang itu ditimpa kegelapan
Menciptakan sebuah tanda


Lihat aku,
Kumasih berjalan terseok kawan
Tak ada uluran tangan
Kumenangis meratap atas bahagiamu


Lihat aku,
Tersandar lemas di tembok bernama putus asa
Sementara dorongan dari belakangku menghimpit nafasku
Akalku sekarat kawan


Lihat aku,
Anjing menggonggong
Orang melolong
Tapi hanya aku yang dirangsang sepi


Lihat aku,
Mulai meluhat esensi dunia sebagai hitam
Menatap gelap sebagai terang
Terinjeksi konsepsi bernama individualisme


Lihat aku,
Terhinggapi isme - isme anti fanatik
Terjebak dalam hedonisme yang bernama benci
Meradang atas rasa sepi


Lihat aku,
Iya, lihatlah aku..
Lihat..
Kuhanyalah sebuah bayangan transparan


Kulihat kamu,
Kutahu kamu bahagia
dan Kamu pantas akan itu
Tapi aku merasa, merasakan panas buih nanar


Kulihat kita,
Foto - foto disaat kita bersama kala muda
Kini kau dipuncak menara
Hierarki statuta strata tertinggi


Kulihat aku,
Terperih oleh bara
Menanarkan api bernama cemburu
Pasti kudapatkan kastaku


Lihat aku,
sebagai bukan aku
Menjadi entitas baru
Yang lebih kuat, dan lebih gelap..


Lihat aku,
Kubukan menyerah
Seminggu kan kusulap
Dan menyalip riang


Lihat aku,
memanjatkan Geiass terlarang
Menjadi entitas raja diraja
Dengan bayaran kesendirian


Lihat,
Lihat..
Lihat lirih
Kuterpejam
Termakan perih..

"Andai ada uluran tanganmu, maka kukan percaya kau masih ada kawan, namun hariku palsu dengan mu, hanyalah entitas terbelenggu senang, dan terkapar sedih saat bersama.."

-akirawisnu-
entitas yang terlupakan zaman

Geiass

Lari,
Aril,
Rila,
Ilar,

Lariku menjauhimu
Bagai Sangarila dikejutkan olehmu
Rilaksasi atas tingkahmu
Kilar bening atas usahaku


Kulari lebih jauh, hanya tuk melangkah lebih dekat
Namun beranjak makin jauh separil
Tak kuasa menahan daya Rila
Kuarsa rilar diantara benderang fenomena


Ya, fenomena melarikan diri
Bentukan rasa sakit hati kawanku Aril
Seperti tak rilakan hati saat tahu kau terbang tinggi
Sementara aku disini, hanya hilar dibentaran kali bernama sepi

Banyak orang besar menciptakan visi dari rasa sedih, benci, dendam, maupun IRI. Melampiaskan dalam bentuk haus akan kuasa, entitas semesta yang meraja - dirajakan dirinya. Takluk dalam pelukan setan yang didustakan masyarakat modern, yang tanpa sadar menguasai hati mereka pelan - perlahan. Kondisi patembayan, individualisme dari sikap merdeka, apatisme dan rasa sepi memakan hati mereka. Membakar api dalam hati, lewat rasa dengki. Menciptakan envisi karna benci, dan jadilah isme - isme yang terdustakan, termakan buaian setan.

Hitler, Tokugama Ieasu, Marx, Malcomm, bukan sekedar manusia tanpa hati. Justru hatilah yang menciptakan dengki, mereka berlari dari sangarila atas ilar irama dalam kerilaan hati mereka. Rasa yang terkondisikan menciptakan insepsi atas persepsi, membakar irama yang bernama benci dan menghidupkan ruh sakit hati.

Durjana,
Mendustakan isi sorgawi
Menciptakan esensi neraka dunia
Ingin lepas, ingin lari


Ego,
Menuntun manusia pada tingkatan lebih tinggi
Membuat perbedaan antara dia dan aku
Kamu dan kami, kasta antara manusia


Shiksa,
Membentuk envisi tuk menguasai
Depravasi relatif atas status sosial yang lebih tinggi
Indeks gini hati yang menorehkan dendam


Paradoksikal,
Ya, hidup dalam fluktuasi
Tak tentu menekan mati
Sekarang iya, besok musuh sampai mati


Ekhramwi,
Istilah untuk hati yang dibenci
Termakan neraka sepi
Tertekan dengan kondisi, ingin lariku, tapi makin dekatku, dengan waktu


Rasisme,
Terpaham karna benci
Terdustakan sebagai insepsi
Tertoreh sebagai envisi atas klan yang dibenci


Agoni,
Alterasi lebih tinggi
Ego dari segala ego isme - isme
Non-toleransi harga mati


Durjudhana,
Mitos Hindi akan kekuatan
Pendewaan diri
Perkuatan depravasi, hierarki Mashlow yang tak berkorelasi


Okultisme,
Penyembahan pada setan yang terkutuk
Memakan hati yang terbutakan oleh durga
Hilir mudik mencari pembenaran

Berhati-hatilah kawan, tak hanya aku. Kau pun mangsa dari entitas yang bernama benci, dan jalan terdekat tuk masuk adalah berlari sejauh mungkin dari kenyataan. Kenyataan saat kau tahu para sahabatmu pergi jauh meninggalkanmu, dan kamu terjungkal dalam jurang bernama sepi. Terbakar api bernama benci, memperkuatmu dengan rasa sedih, dan menanggalkan segala norma dan nilai sosial dalam hatimu, menjadikan dirimu entitas yang bernama sendiri. Ego dan agoni mendorong keinginanmu untuk menang, depravasi antara dia dan aku menjadikan kamu berfikir lebih jauh, lebih keras. Envisi paradoksikal membunuh hati kecilmu, yang berteriak keras untukmu, memohon tuk kau urungkan. Geiass, kutukan para raja - diraja. Kekuatan tuk menundukkan segala, dengan bayaran nyawa dan kesepian seumur hidup.

Bertahun sudah tertutup niat tuk mengingat, namun karma menderu ingin maju. Berikan aku Geiass itu Tuhan. Selama ku masih percaya ada harapan, sekalipun itu harapan dari keinginan yang bernama benci.

Sendiri kudengar mereka tertawa,
Riang menusuk kesendirian
Membakar emosi yang meluap keras
Akan kukejar kau, dan kulenggangkan kaki dengan kesombongan


Arogansi,
Entitas yang bernama iri
Dengki,
Menjebak setan keluar dari sorgawi


Entitas yang terenvisi sepi
Menumbuhkan semangat untuk membunuh hati
Kujebak langkahku sendiri
Saat kumeminta hati tuk dicaci

Setiap manusia pernah merasakan ini, rasa tuk membenci. Namun entitas ini adalah sahabat terdekat manusia, sekaligus yang paling dijauhi. Ciptakan Geiassmu masing sendiri. Dan jadilah raja diraja, para raja dengan kekuatan yang tercatat dalam sejarah manusia. Namun bayaran itu adalah kesendirian, laksana dewa, yang melihat keramaian manusia dalam kesendirian hati. Manusia - manusia ingkar yang menghianati dia.

Tapi tak ada jalan kembali, dan kuurungkan niatku tuk menjual hati. Karna kusisakan satu tetes kepercayaan kecil, yang kuharap mencuci rasa sepi, dan benci! Ku lari, mendekati Sangarila hati, Memoles hati Rila dan menorehkan ilar bilar diatas patung durga, para penyembah berhala.


-akirawisnu-
dalam sepi di awal juli..

Persepsi dan Insepsi

Persepsi dan Insepsi

Awal juli, pertengahan dari hari - hari berat yang kini kurasa. Beban, ya, beban yang dipikul rasanya berbeda dengan beban yang selama ini menerjang. Sahabat, ya..para sahabat seperjuangan sudah melewati batasan yang bernama diri sendiri, sedangkan disini jangankan tuk maju berperang. Sekedar untuk bisa melewati gerbang batasan yang bernama persepsi diri saja aku masih tak sanggup. Rasa takut dan kalut itu menyelimuti hati, seakan - akan jatuh dari sbuah tebing tinggi yang selama ini yakin bisa didaki.

Persepsi, sebuah pemikiran kecil, ide orisinal yang mendasar dari setiap manusia. Hari ini kubangun jam tiga pagi, Salat pagi, mandi pagi, bahkan sarapan pagi. Sebuah kebiasaan yang kutinggalkan hampir 3 tahun lamanya, termakan agoni sebuah kota besar, metropol. Persepsi tentang masalah ini nampaknya membuat insepsi dari diriku meluap untuk berubah, berubah dalam persepsi baru yang bernama iri dan kesepian. Takut untuk maju, namun kehilangan segala yang selama ini dielukan.

Gibran, Khairil, dan banyak sastrawan lain pernah menyatakan prosa tentang semangat hidup. Sebagian dari mereka menayatakan hidup adalah penderitaan, perjuangan seseorang tuk diakui, saling melahap dengan kearifan ilmu. Dan nampak, aku berada dalam kasta terbawah kini, terbawa insepsi, yang mengubah persepsi sebesar hati.

Aku, kamu, dia, ku tak kenal lagi apa yang ada di depan, terbawa gamang yang sudah lama kutanggalkan. Kutinggalkan jauh tuk berpikir lebih positif. Namun inversi dari superversi yang justru menghinggap. Subversi dari sebuah insepsi yang menjadikan persepsi negatif makin menegasikan segala positifisme.

Hedonisme menjadi dewa, namun bukan solusi, hanya mengganjal jalan yang seharusnya. Kesenangan sesaat tuk sejenak melupakan beban. Hanya mengakumulasi beban, menambah perih dan pedih atas diri. Insepsi dan persepsi yang jauh lebih buruk dibandingkan saat gagal dalam banyak hal lain.

Kesedihan, ya..mungkin itu adalah masa gelap dimana iluminatus terbunuh oleh dogma - dogma gereja yang disesatkan. Atau keyakinan buta akan jihadin yang disalah artikan.

Maka aku ada
Maka aku adalah nyata
Maka aku hanyalah menegasikan nasib durjana
Maka aku adalah sebuah derita


Maka dialah durga
Maka dialah shiksa
Maka derita ini menjadi bejana
Bejanan atas kisah luka


Hati ini fakta
Rasa ini cinta
Cinta sebelah hati
Pada sebuah kisah bernama Skripsi

Enkripsi rasa takut

Persepsi akan insepsi

Aku adalah aku, berjuang sendiri kini..mengharap secercah keajaiban Allah tuk mendorong keberuntunganku. Sekalipun kesepian sebagai harganya, kewajiban yang harus kutuntaskan harus dilanjutkan. Kode Geiass, kutukan sang raja, kumohon mata gelap itu, sekalipun kesepian menjadi bayarannya. Karena aku terpaksa, ataupun aku terhinakan, dan aku tertekan dengan keadaan. Maka aku ada, dan aku berjuang..


-akirawisnu-
yang dihianati waktu..

Wednesday, May 26, 2010

Ramalan Jayabaya

wanita nglamar pria
isih bayi padha mbayi
sing pria padha ngasorake drajate dhewe

wanita melamar pria
masih muda sudah beranak
kaum pria merendahkan derajatnya sendiri

wong golek pangan pindha gabah den interi
sing kebat kliwat, sing kasep kepleset
sing gedhe rame, gawe sing cilik keceklik
sing anggak ketenggak, sing wedi padha mati
nanging sing ngawur padha makmur
sing ngati-ati padha sambat kepati-pati

tingkah laku orang mencari makan seperti gabah ditampi
yang cepat mendapatkan, yang lambat terpeleset
yang besar beramai-ramai membuat yang kecil terjepit
yang angkuh menengadah, yang takut malah mati
namun yang ngawur malah makmur
yang berhati-hati mengeluh setengah mati

selet-selete yen mbesuk ngancik tutuping tahun
sinungkalan dewa wolu, ngasta manggalaning ratu
bakal ana dewa ngejawantah
apengawak manungsa
apasurya padha bethara Kresna
awatak Baladewa
agegaman trisula wedha
jinejer wolak-waliking zaman
wong nyilih mbalekake,
wong utang mbayar
utang nyawa bayar nyawa
utang wirang nyaur wirang

selambat-lambatnya kelak menjelang tutup tahun
(sinungkalan dewa wolu, ngasta manggalaning ratu)
akan ada dewa tampil
berbadan manusia
berparas seperti Batara Kresna
berwatak seperti Baladewa
bersenjata trisula wedha
tanda datangnya perubahan zaman
orang pinjam mengembalikan,
orang berhutang membayar
hutang nyawa bayar nyawa
hutang malu dibayar mal

dunungane ana sikil redi Lawu sisih wetan
wetane bengawan banyu
andhedukuh pindha Raden Gatotkaca
arupa pagupon dara tundha tiga
kaya manungsa angleledha

asalnya dari kaki Gunung Lawu sebelah Timur
sebelah timurnya bengawan
berumah seperti Raden Gatotkaca
berupa rumah merpati susun tiga
seperti manusia yang menggoda


akeh wong dicakot lemut mati
akeh wong dicakot semut sirna
akeh swara aneh tanpa rupa
bala prewangan makhluk halus padha baris, pada rebut benere garis
tan kasat mata, tan arupa
sing madhegani putrane Bethara Indra
agegaman trisula wedha
momongane padha dadi nayaka perang
perange tanpa bala
sakti mandraguna tanpa aji-aji

banyak orang digigit nyamuk,
mati banyak orang digigit semut, mati
banyak suara aneh tanpa rupa
pasukan makhluk halus sama-sama berbaris, berebut garis yang benar
tak kelihatan, tak berbentuk
yang memimpin adalah putra Batara Indra,
bersenjatakan trisula wedha
para asuhannya menjadi perwira perang
jika berperang tanpa pasukan
sakti mandraguna tanpa azimat


apeparap pangeraning prang
tan pokro anggoning nyandhang
ning iya bisa nyembadani ruwet rentenging wong sakpirang-pirang
sing padha nyembah reca ndhaplang,
cina eling seh seh kalih pinaringan sabda hiya gidrang-gidrang

bergelar pangeran perang
kelihatan berpakaian kurang pantas
namun dapat mengatasi keruwetan orang banyak
yang menyembah arca terlentang
cina ingat suhu-suhunya dan memperoleh perintah, lalu melompat ketakutan
.
putra kinasih swargi kang jumeneng ing gunung Lawu
hiya yayi bethara mukti, hiya krisna, hiya herumukti
mumpuni sakabehing laku
nugel tanah Jawa kaping pindho
ngerahake jin setan
kumara prewangan, para lelembut ke bawah perintah saeko proyo
kinen ambantu manungso Jawa padha asesanti trisula weda
landhepe triniji suci
bener, jejeg, jujur
kadherekake Sabdopalon lan Noyogenggong

putra kesayangan almarhum yang bermukim di Gunung Lawu
yaitu Kyai Batara Mukti, ya Krisna, ya Herumukti
menguasai seluruh ajaran (ngelmu)
memotong tanah Jawa kedua kali
mengerahkan jin dan setan
seluruh makhluk halus berada dibawah perintahnya bersatu padu
membantu manusia Jawa berpedoman pada trisula weda
tajamnya tritunggal nan suci
benar, lurus, jujur
didampingi Sabdopalon dan Noyogenggong


pendhak Sura nguntapa kumara
kang wus katon nembus dosane
kadhepake ngarsaning sang kuasa
isih timur kaceluk wong tuwa
paringane Gatotkaca sayuta

tiap bulan Sura sambutlah kumara
yang sudah tampak menebus dosa
dihadapan sang Maha Kuasa
masih muda sudah dipanggil orang tua
warisannya Gatotkaca sejuta


idune idu geni
sabdane malati
sing mbregendhul mesti mati
ora tuwo, enom padha dene bayi
wong ora ndayani nyuwun apa bae mesthi sembada
garis sabda ora gentalan dina,
beja-bejane sing yakin lan tuhu setya sabdanira
tan karsa sinuyudan wong sak tanah Jawa
nanging inung pilih-pilih sapa

ludahnya ludah api
sabdanya sakti (terbukti)
yang membantah pasti mati
orang tua, muda maupun bayi
orang yang tidak berdaya minta apa saja pasti terpenuhi
garis sabdanya tidak akan lama
beruntunglah bagi yang yakin dan percaya serta menaati sabdanya
tidak mau dihormati orang se tanah Jawa
tetapi hanya memilih beberapa saja


waskita pindha dewa
bisa nyumurupi lahire mbahira, buyutira, canggahira
pindha lahir bareng sadina
ora bisa diapusi marga bisa maca ati
wasis, wegig, waskita,
ngerti sakdurunge winarah
bisa pirsa mbah-mbahira
angawuningani jantraning zaman Jawa
ngerti garise siji-sijining umat
Tan kewran sasuruping zaman

pandai meramal seperti dewa
dapat mengetahui lahirnya kakek, buyut dan canggah anda
seolah-olah lahir di waktu yang sama
tidak bisa ditipu karena dapat membaca isi hati
bijak, cermat dan sakti
mengerti sebelum sesuatu terjadi
mengetahui leluhur anda
memahami putaran roda zaman Jawa
mengerti garis hidup setiap umat
tidak khawatir tertelan zaman


mula den upadinen sinatriya iku
wus tan abapa, tan bibi, lola
awus aputus weda Jawa
mung angandelake trisula
landheping trisula pucuk
gegawe pati utawa utang nyawa
sing tengah sirik gawe kapitunaning liyan
sing pinggir-pinggir tolak colong njupuk winanda

oleh sebab itu carilah satria itu
yatim piatu, tak bersanak saudara
sudah lulus weda Jawa
hanya berpedoman trisula
ujung trisulanya sangat tajam
membawa maut atau utang nyawa
yang tengah pantang berbuat merugikan orang lain
yang di kiri dan kanan menolak pencurian dan kejahatan


sirik den wenehi
ati malati bisa kesiku
senenge anggodha anjejaluk cara nistha
ngertiyo yen iku coba
aja kaino
ana beja-bejane sing den pundhuti
ateges jantrane kaemong sira sebrayat

pantang bila diberi
hati mati dapat terkena kutukan
senang menggoda dan minta secara nista
ketahuilah bahwa itu hanya ujian
jangan dihina
ada keuntungan bagi yang dimintai
artinya dilindungi anda sekeluarga


ing ngarsa Begawan
dudu pandhita sinebut pandhita
dudu dewa sinebut dewa
kaya dene manungsa
dudu seje daya kajawaake kanti jlentreh
gawang-gawang terang ndrandhang

di hadapan Begawan
bukan pendeta disebut pendeta
bukan dewa disebut dewa
namun manusia biasa
bukan kekuatan lain diterangkan jelas
bayang-bayang menjadi terang benderang


aja gumun, aja ngungun
hiya iku putrane Bethara Indra
kang pambayun tur isih kuwasa nundhung setan
tumurune tirta brajamusti pisah kaya ngundhuh
hiya siji iki kang bisa paring pituduh
marang jarwane jangka kalaningsun
tan kena den apusi
marga bisa manjing jroning ati
ana manungso kaiden ketemu
uga ana jalma sing durung mangsane
aja sirik aja gela
iku dudu wektunira
nganggo simbol ratu tanpa makutha
mula sing menangi enggala den leluri
aja kongsi zaman kendhata madhepa den marikelu
beja-bejane anak putu

jangan heran, jangan bingung
itulah putranya Batara Indra
yang sulung dan masih kuasa mengusir setan
turunnya air brajamusti pecah memercik
hanya satu ini yang dapat memberi petunjuk
tentang arti dan makna ramalan saya
tidak bisa ditipu
karena dapat masuk ke dalam hati
ada manusia yang bisa bertemu
tapi ada manusia yang belum saatnya
jangan iri dan kecewa
itu bukan waktu anda
memakai lambang ratu tanpa mahkota
sebab itu yang menjumpai segeralah menghormati,
jangan sampai terputus, menghadaplah dengan patuh
keberuntungan ada di anak cucu

.
iki dalan kanggo sing eling lan waspada
ing zaman kalabendu Jawa
aja nglarang dalem ngleluri wong apengawak dewa
cures ludhes saka braja jelma kumara
aja-aja kleru pandhita samusana
larinen pandhita asenjata trisula wedha
iku hiya pinaringaning dewa

inilah jalan bagi yang ingat dan waspada
pada zaman kalabendu Jawa
jangan melarang dalam menghormati orang berupa dewa
yang menghalangi akan sirna seluruh keluarga
jangan keliru mencari dewa
carilah dewa bersenjata trisula wedha
itulah pemberian dewa

.
nglurug tanpa bala
yen menang tan ngasorake liyan
para kawula padha suka-suka
marga adiling pangeran wus teka
ratune nyembah kawula
angagem trisula wedha
para pandhita hiya padha muja
hiya iku momongane kaki Sabdopalon
sing wis adu wirang nanging kondhang
genaha kacetha kanthi njingglang
nora ana wong ngresula kurang
hiya iku tandane kalabendu wis minger
centi wektu jejering kalamukti
andayani indering jagad raya
padha asung bhekti

menyerang tanpa pasukan
bila menang tak menghina yang lain
rakyat bersuka ria
karena keadilan Yang Kuasa telah tiba
raja menyembah rakyat
bersenjatakan trisula wedha
para pendeta juga pada memuja
itulah asuhannya Sabdopalon
yang sudah menanggung malu tetapi termasyhur
segalanya tampak terang benderang
tak ada yang mengeluh kekurangan
itulah tanda zaman kalabendu telah usai
berganti zaman penuh kemuliaan
memperkokoh tatanan jagad raya
semuanya menaruh rasa hormat yang tinggi

Edited by : Akira Wisnu akirawisnu.blogspot.com