kutemukan sajak ini disebuah tempat:
Sore Penuh Hasrat
Rajut rindu berbalut hasrat
Menggelora di sunyinya senja
Mereguk rona jingga penghujung hari
Mendesahkan raut
Menyembuhkan dahaga
Mengcengkramakan keinginan
Sinar senja menggurat nafsu
Meraba lekuk menggoda
Riuh senandung pematang
Bergulat nikmati hamburan redup mentari
Ternaungi lembayung
Beriring kicau burung senja
Bibir bersentuhan bercerita merdu
Mengenai pendam hasrat di terik tadi
Menggelora di sunyinya senja
Mereguk rona jingga penghujung hari
Mendesahkan raut
Menyembuhkan dahaga
Mengcengkramakan keinginan
Sinar senja menggurat nafsu
Meraba lekuk menggoda
Riuh senandung pematang
Bergulat nikmati hamburan redup mentari
Ternaungi lembayung
Beriring kicau burung senja
Bibir bersentuhan bercerita merdu
Mengenai pendam hasrat di terik tadi
Terobati dengan alunannya
Jemari lentik merangkul
Menutup hasrat, membuka gelora
Sebuah melodi penghantar sore
Jemari lentik merangkul
Menutup hasrat, membuka gelora
Sebuah melodi penghantar sore
dan malam pun tiba, menghapus semua satu-satu
Semalam Berlalu
Jingkat-jingkat kakimu
Menopang lekuk tubuh basah itu
Ditemani wangi sabun semerbak
Membuat tatap ini tak terelak
Rona merah muda paras mu
Menampik sorot mataku
Jemari-jemari lentikmu
Genggam erat helai handuk itu
Lihai tanganmu bersolek
Menabur bedak menutup rona
Tersipu mengingat malam seronok
Menyampaikan gelora
Peraduan ini
Tak jauh dari mu
Namun mengapa galau
Tak kunjung hati kudapati
Butiran hujan bersahutan
Menambah sunyi paras mu
Gundah tak kunjung berkesudahan
Apakah harus ku utarakan kepadamu
Namun bibir ini terkunci
Waktu yang berlalu itu
Menahan ku untuk memulai
Mengapa rasa semakin tak menentu
Menopang lekuk tubuh basah itu
Ditemani wangi sabun semerbak
Membuat tatap ini tak terelak
Rona merah muda paras mu
Menampik sorot mataku
Jemari-jemari lentikmu
Genggam erat helai handuk itu
Lihai tanganmu bersolek
Menabur bedak menutup rona
Tersipu mengingat malam seronok
Menyampaikan gelora
Peraduan ini
Tak jauh dari mu
Namun mengapa galau
Tak kunjung hati kudapati
Butiran hujan bersahutan
Menambah sunyi paras mu
Gundah tak kunjung berkesudahan
Apakah harus ku utarakan kepadamu
Namun bibir ini terkunci
Waktu yang berlalu itu
Menahan ku untuk memulai
Mengapa rasa semakin tak menentu
oleh Wildgrass, di persembahkan akirawisnu
0 comments:
Post a Comment