This is Akira Wisnu's Site

Friday, February 26, 2010

Pengumuman!!

Mulai hari ini akan ada beberapa link untuk Blog Akira Wisnu, Darkside of Me!!

http://akirawisnu.blogspot.com/ (yang resmi blogger.com)

http://akirawisnu.net.tc/ (net domain alternatif)

atau

http://akira-wisnu.co.cc/


untuk dot com akan menyusul seiring kenaikan posting, komentar, links, dan pengunjung :D

makasiiiii


keep on posting gan!

-akirawisnu-
Darkside of me!

n.b:

jangan lupa kunjungi juga

http://myconomy.blogspot.com/ untuk bertanya seputar ekonomi disekitar

Sore Penuh Hasrat, Malam Berlalu

kutemukan sajak ini disebuah tempat:

Sore Penuh Hasrat

Rajut rindu berbalut hasrat
Menggelora di sunyinya senja
Mereguk rona jingga penghujung hari

Mendesahkan raut
Menyembuhkan dahaga
Mengcengkramakan keinginan

Sinar senja menggurat nafsu
Meraba lekuk menggoda
Riuh senandung pematang

Bergulat nikmati hamburan redup mentari
Ternaungi lembayung
Beriring kicau burung senja

Bibir bersentuhan bercerita merdu
Mengenai pendam hasrat di terik tadi
Terobati dengan alunannya

Jemari lentik merangkul
Menutup hasrat, membuka gelora
Sebuah melodi penghantar sore

dan malam pun tiba, menghapus semua satu-satu

Semalam Berlalu

Jingkat-jingkat kakimu
Menopang lekuk tubuh basah itu
Ditemani wangi sabun semerbak
Membuat tatap ini tak terelak

Rona merah muda paras mu
Menampik sorot mataku
Jemari-jemari lentikmu
Genggam erat helai handuk itu

Lihai tanganmu bersolek
Menabur bedak menutup rona
Tersipu mengingat malam seronok
Menyampaikan gelora

Peraduan ini
Tak jauh dari mu
Namun mengapa galau
Tak kunjung hati kudapati

Butiran hujan bersahutan
Menambah sunyi paras mu
Gundah tak kunjung berkesudahan
Apakah harus ku utarakan kepadamu

Namun bibir ini terkunci
Waktu yang berlalu itu
Menahan ku untuk memulai
Mengapa rasa semakin tak menentu

oleh Wildgrass, di persembahkan akirawisnu

Nirvana Semu

(sebelumnya)
Bagian I:



Kafetaria yang penuh dengan gumaman tak tentu, mungkin itulah penjelasan paling singkat untuk menggambarkan tempat ini. Sebuah tempat berkumpul bagi para jurnalis yang lelah atas jemunya dunia yang mereka rangkum, atau jenuh atas penolakan bak neraka dari sumber penghasilannya. Aroma di udara dipenuhi dengan peluh bercampur asap rokok, yang bila kau hirup sedikit saja kawan mungkin kau sudah pingsan dan tak sadar dimana kalian berada.


Suasana riuh menjadi langganan tetap kafe di jalanan lengang Margonda siang terik. Tak ada satupun yang aneh, dalam arti memang seperti ini sejak pertama kuinjakkan sepatu bututku di tempat ini. Tempatnya tak terlalu luas, dengan meja – kursi alakadarnya, begitu pula senyum yang alakadarnya dari pelayan tokonya yang tak bisa dibilang manis, bahkan jauh dari kata manis.
Kafe yang bernama “Nirvana”, atau dalam bahasa sanskerta disebut sebagai “Nirwa’Na”, sebuah tempat yang di artikan secara etimologi sebagai sorgawi yang kekal. Namun beda nama, beda pula suasana. Kafe ini tak mencerminkan surga bagiku, lebih mirip kandang bagi para burung kenari pembawa pesan, yang berkicau berisik satu sama lain, berbekal pengetahuan dari wawancara ataupun investigasi pelan mengintai dan membuat bising telinga jika kita dengar lebih dari 3 jam. Bisa pingsan! Bisa koit jika tak terbiasa!

Namun aku disini bukan berarti betah berlama – lama disini. Aku disini karena sebuah tugas yang menjengkelkan, digaris bawahi, “SEKEDAR TUGAS YANG MENJENGKELKAN!” (yang kadang memang susah digambarkan sebagai suatu hal yang rumit...terlalu rumit untuk dibuat senang)

Sebagai seorang jurnalis amatir berbekal ilmu jurnalistik di kampus, mengendus bau berita sifatnya sangat absurd. Konon katanya tempat berkumpulnya para kenari informasi seperti ini sangat efektif digunakan sebagai media pencari berita.
Bagai anjing yang mencari jejak buruannya, metode pencarian berita di tempat berkumpul seperti ini sudah terjadi sejak zaman pertengahan, atau bahkan jauh sebelum itu, namun itu bukan urusanku. Yang menjadi penting bagiku kini adalah sebuah informasi kecil yang belum bisa kuceritakan kawan, yang menurut kabar burung (belum tentu benar) dapat kita dapatkan dari seorang bekas wartawan infotainment 90’an, sang pelopor yang sungguh di luar dugaan, di masa matangnya justru memutuskan untuk keluar dan menyimpangkan sayap menjadi pemilik Kafe Nirvana. Dialah “Thijah”, sebagai nama pena dari sang mantan wartawan senior di dunia gosip.

Tuesday, February 23, 2010

Lensa dan Nada : Sebuah Prolog

Sebuah kamera kecil menggantung dalam tubuh handphone berwarna biru dongker, dengan kemampuan megapixel sewajarnya kelas menengah. Tersemat begitu rapi dalam kemasan yang kompleks.

Tak ada hal lain yang membuat benda ini menarik, segalanya begitu biasa di dalamnya, mulai dari komponen yang biasa, flash light seperti biasa, serta resolusi yang biasa saja, tak ada yang lebih- tak kurang. Namun taukah kawan, ada satu bagian yang spesial dari sebuah hal yang biasa dalam kamera handset kelas bawah ini, yang membuatku tak akan memberikan handset ini padamu walau kau tawar setinggi langit, ataupun sedalam laut baltik.

Yang membuat spesial bukan usia kameranya, bukan pula polarisasinya yang canggih, bahkan menurutku sangat biasa di banding handset modern jaman sekarang, tengok saja kamera ini, cuma tertera tulisan singkat 2 MegaPixel tanpa tambahan lensa Carl-Zeiss, atau tulisan autofocus. Namun dalam kesederhanaan itulah, bagiku dia sempurna, sudah sangat sempurna. Dia sempurna karena sudah memotret satu bagian terpenting dalam rongga hati ini, terekam jelas dalam noktah piksel – piksel rendah yang terpolarisasi satu sama lain, dan menjebak waktu dalam bentuk dua dimensi. Jebakan waktu yang telah menggambar dengan indah seseorang yang bernama Nada. []

Thursday, February 18, 2010

Sarjana Muda - Iwan Fals






Berjalan seorang pria muda
Dengan jaket lusuh dipundaknya
Di sela bibir tampak mengering
Terselip s'batang rumput liar

Jelas menatap awan berarak
Wajah murung s'makin terlihat
Dengan langkah gontai tak terarah
Keringat bercampur debu jalanan

Reff I :

Engkau sarjana muda
Resah mencari kerja
Mengandalkan ijasahmu
Empat tahun lamanya
Bergelut dengan buku
'Tuk jaminan masa depan
Langkah kakimu terhenti
Di depan halaman sebuah jawaban

Termenung lesu engkau melangkah
Dari pintu kantor yang di harapkan
Tergiang kata tiada lowongan
Untuk kerja yang di dambakan

Tak peduli berusaha lagi
Namun kata sama yang kau dapatkan
Jelas menatap awan berarak
Wajah murung s'makin terlihat

Reff II :

Engkau sarjana muda
Resah mencari kerja
Tak berguna ijasahmu
Empat tahun lamanya
Bergelut dengan buku

Sia-sia semuanya
Setengah putus asa dia berucap
"maaf ibu..."



saya sendiri tahun depan insya Allah lulus, mendengar lagu ini tiba2 saya merasa gemetar :'(
apa bisa nanti saya akan bertahan di keras dunia luar, tanpa sanak saudara...

LEZAZA: Kilabreb Naulah

Habmel iggnit id naratad kacnup atok najuh, id nariggnip gnunug Kalas anamid ukdasaj nad ukitah inik adareb. Malad nairidnesek id iaragn ipes nad gnibet iridnes, gnay paleg nad hamajid helo malam. Gnirabret nairidnesuk, ignaretid nalub malam hagnetes nadab, apnat gnatnib.

"Ha, apagnem hisam aguj.."
hulep nalep ikalel, ulal helonem ek nanak, ai kat asib apa - apa. Ai hupmul inik, hupul nadab nad itah.
Kat ada nuputas gnay tahilid, nakhab kulham sulah nad nuptimeded kat uam inamenem ai malad napalegek.

"Hhgraaaaaaaaa!!"
aynnakairet amuc idajnem hiub id natual, aid iridnes id gnuju gnaruj. Gnadarem gnajrenem ayntikas ainud gnay anaf.

Airp ini naklaggnitid aynhisakek, gnaroeses gnay ai gnayas apnat haubes atak pacuret.
Aynijnaj irakgniid, nad amrak aynitapmenem. Ratnebes igal ai naka itam, nad ai nikay naka lah uti.
Malad itah ai iakgnarem asorp aynlicek, kut gnay aid icneb nad aid atnic.

aynhajaw idajnem utnah id ukainud
ujninem majek pait ulek nad ulep id malad ukitah
aynnamuynes itrareb utas lah..
USLAP

aid nad alages aynoge
nad arap naregnap atokham gnay aynignililegnem
nakiabek uslap
nad alages ajup ijup atawed-atihawed gnay umes

inoga arap asaugnep
sarap kab artapoelc
asarem upmam nakulkanem pait airp,
numan katnos ipa alaynem
nad icnebuk aid
atinaw sarapreb atamrep ipat narikipreb asib..

aid halada nauslapek hadniret..

ikalel ini hatap aynitah, utigeb alup ayntagnames..anerak aynatnic nakkat hanrep iapmas. Gnay ai atnic halada gnaroeses gnay kat hanrep ada, halaid Lezaza aynainud.

-gnubmasreb-

Wednesday, February 10, 2010

hening

terdiam membisu kaku
mengheningkan semua kenangan
deru mesin menjadi melodi
dan aku menyanyi sunyi

apa arti semua ini ?
apa maknaku untukmu ?
apakah aku boneka dengan jiwa
yang kau gerak sesukamu ?

rinai-rinai menghantam bumi di pagi buta
aku serasa tak bernyawa
ku langkahkan paduan telapak kaki
diantara wewangi aspal basah

aku serasa mati ...

Edited by : Akira Wisnu akirawisnu.blogspot.com