This is Akira Wisnu's Site

Thursday, June 30, 2011

Geiass

Lari,
Aril,
Rila,
Ilar,

Lariku menjauhimu
Bagai Sangarila dikejutkan olehmu
Rilaksasi atas tingkahmu
Kilar bening atas usahaku


Kulari lebih jauh, hanya tuk melangkah lebih dekat
Namun beranjak makin jauh separil
Tak kuasa menahan daya Rila
Kuarsa rilar diantara benderang fenomena


Ya, fenomena melarikan diri
Bentukan rasa sakit hati kawanku Aril
Seperti tak rilakan hati saat tahu kau terbang tinggi
Sementara aku disini, hanya hilar dibentaran kali bernama sepi

Banyak orang besar menciptakan visi dari rasa sedih, benci, dendam, maupun IRI. Melampiaskan dalam bentuk haus akan kuasa, entitas semesta yang meraja - dirajakan dirinya. Takluk dalam pelukan setan yang didustakan masyarakat modern, yang tanpa sadar menguasai hati mereka pelan - perlahan. Kondisi patembayan, individualisme dari sikap merdeka, apatisme dan rasa sepi memakan hati mereka. Membakar api dalam hati, lewat rasa dengki. Menciptakan envisi karna benci, dan jadilah isme - isme yang terdustakan, termakan buaian setan.

Hitler, Tokugama Ieasu, Marx, Malcomm, bukan sekedar manusia tanpa hati. Justru hatilah yang menciptakan dengki, mereka berlari dari sangarila atas ilar irama dalam kerilaan hati mereka. Rasa yang terkondisikan menciptakan insepsi atas persepsi, membakar irama yang bernama benci dan menghidupkan ruh sakit hati.

Durjana,
Mendustakan isi sorgawi
Menciptakan esensi neraka dunia
Ingin lepas, ingin lari


Ego,
Menuntun manusia pada tingkatan lebih tinggi
Membuat perbedaan antara dia dan aku
Kamu dan kami, kasta antara manusia


Shiksa,
Membentuk envisi tuk menguasai
Depravasi relatif atas status sosial yang lebih tinggi
Indeks gini hati yang menorehkan dendam


Paradoksikal,
Ya, hidup dalam fluktuasi
Tak tentu menekan mati
Sekarang iya, besok musuh sampai mati


Ekhramwi,
Istilah untuk hati yang dibenci
Termakan neraka sepi
Tertekan dengan kondisi, ingin lariku, tapi makin dekatku, dengan waktu


Rasisme,
Terpaham karna benci
Terdustakan sebagai insepsi
Tertoreh sebagai envisi atas klan yang dibenci


Agoni,
Alterasi lebih tinggi
Ego dari segala ego isme - isme
Non-toleransi harga mati


Durjudhana,
Mitos Hindi akan kekuatan
Pendewaan diri
Perkuatan depravasi, hierarki Mashlow yang tak berkorelasi


Okultisme,
Penyembahan pada setan yang terkutuk
Memakan hati yang terbutakan oleh durga
Hilir mudik mencari pembenaran

Berhati-hatilah kawan, tak hanya aku. Kau pun mangsa dari entitas yang bernama benci, dan jalan terdekat tuk masuk adalah berlari sejauh mungkin dari kenyataan. Kenyataan saat kau tahu para sahabatmu pergi jauh meninggalkanmu, dan kamu terjungkal dalam jurang bernama sepi. Terbakar api bernama benci, memperkuatmu dengan rasa sedih, dan menanggalkan segala norma dan nilai sosial dalam hatimu, menjadikan dirimu entitas yang bernama sendiri. Ego dan agoni mendorong keinginanmu untuk menang, depravasi antara dia dan aku menjadikan kamu berfikir lebih jauh, lebih keras. Envisi paradoksikal membunuh hati kecilmu, yang berteriak keras untukmu, memohon tuk kau urungkan. Geiass, kutukan para raja - diraja. Kekuatan tuk menundukkan segala, dengan bayaran nyawa dan kesepian seumur hidup.

Bertahun sudah tertutup niat tuk mengingat, namun karma menderu ingin maju. Berikan aku Geiass itu Tuhan. Selama ku masih percaya ada harapan, sekalipun itu harapan dari keinginan yang bernama benci.

Sendiri kudengar mereka tertawa,
Riang menusuk kesendirian
Membakar emosi yang meluap keras
Akan kukejar kau, dan kulenggangkan kaki dengan kesombongan


Arogansi,
Entitas yang bernama iri
Dengki,
Menjebak setan keluar dari sorgawi


Entitas yang terenvisi sepi
Menumbuhkan semangat untuk membunuh hati
Kujebak langkahku sendiri
Saat kumeminta hati tuk dicaci

Setiap manusia pernah merasakan ini, rasa tuk membenci. Namun entitas ini adalah sahabat terdekat manusia, sekaligus yang paling dijauhi. Ciptakan Geiassmu masing sendiri. Dan jadilah raja diraja, para raja dengan kekuatan yang tercatat dalam sejarah manusia. Namun bayaran itu adalah kesendirian, laksana dewa, yang melihat keramaian manusia dalam kesendirian hati. Manusia - manusia ingkar yang menghianati dia.

Tapi tak ada jalan kembali, dan kuurungkan niatku tuk menjual hati. Karna kusisakan satu tetes kepercayaan kecil, yang kuharap mencuci rasa sepi, dan benci! Ku lari, mendekati Sangarila hati, Memoles hati Rila dan menorehkan ilar bilar diatas patung durga, para penyembah berhala.


-akirawisnu-
dalam sepi di awal juli..

0 comments:

Edited by : Akira Wisnu akirawisnu.blogspot.com