Ku Bukanlah Pemimpi!!!
"Aku bukanlah seorang pemimpi"
kehidupan akira wisnu - 130508
dalam hikayat gundahku akan hilangnya
fanaku..mimpiku..hatiku
Sekali lagi,
kuberdiri terdiam ditempat yang asing bagiku.
Indera dalam tubuhku
meredup, sukar dan lara. Di ujung jalan sepi ini ada bias - bias kecil cahaya
lampu yang kian redup terangnya.
tak ada neon maupun
lampu minyak yang dinyalakan disepanjang jalan gelap ini.
Sukar tuk meraba,
sesak nafasku genggap!!
Dan sekali lagi
kuterjatuh dilubang kanal sempit dan bau itu, ditempat peraduan hati favoritku,
sebuah selokan bau dalam gang di jalan yang sempit dan gelap.
kududuk termenung
melihat luka goresan dikakiku, luka lama akibat tergores saat terjatuh.
Tapi luka dalam
hatiku jauh lebih mengiris sukmaku, terngiang dalam tiap guratan nadiku,
terbias dalam aroma mimpiku, sebuah cerita kegagalan seorang hamba hina yang
ditaburkan rona - rona harum janji pagi hari.
Tapi kini aroma janji
itu temaram, membusuk bersama diriku dalam selokan kumuh ini.
kubersanding
sendirian, gelap, amat gelap, kutakbisa melihat tanganku sendiri yang terbujur
kaku. Air mataku telah kering menjadi abu, hatiku kian memiriskan nama yang tak
harus kurindu, dan kegagalan hidupku menutup lembaran iba romantika ironika
nyawa!
Mei ini, adalah mei
yang gelap bagiku.
mei ini kuingin
berlari menjauh dari siapapun, sendiri dalam gelap gang sempit ini, menangisi
karma hidup yang tak kunjung berhenti.
Api telah dingin
padam tak berbuai..
gelora dan semangat
dijiwa besarku telah padam dan menyempit.
Aku sudah tak percaya
pada diriku lagi, aku telah kehilangan segalanya.
Genngapku dalam
gempita lara..
Kirana hatiku,
Siapakah engkau
Apakah rana adalah
rindu
Sempit sekali hatiku
galau
Rana, berlariku dari angan
Ingin kuceritakan kalau aku sembap
Kuterisak dalam tangisan
Rana, apa kau tahu ku dalam gelap
Aku sudah kehilangan
diri
Aku sudah terbawa
alam
Aku sudah menjadi
pecundang
Aku sudah tak percaya
lagi
Dan akankah kamu
dapat mendengar jeritanku..
Dan akankah rana tahu
apa yang tengah kurindu..
Dan adakah rana mau
mendengar isi tangisku..
Dan adakah rana
berbagi dengan hatiku??
Malam semakin larut,
kutaktahu pukul berapa ini, bagiku dalam selokan busuk ini waktu adalah benda
maya dan imajiner, sesuatu yang tak nyata dan tak berdetak.
Sendiri makin jauh
lamunku, terbawa pekat malam ini.
Hujan mulai
meneteskan kharismanya, setitik rintik perih mengosongkan isi hati lamunku..
Deras nian awan
pekat, malam makin bergemuruh. Sinai dalam gurun terik takkan jua mengangkat
dan membuatku berlari lagi.
Aku telah gagal, dan
aku lelah dalam hidup ini, aku sudah tak mampu berdiri. Yang kubisa saat ini
hanyalah menghitung berapa sisa detik yang kupunya.
Seluruh tulang dalam
badanku telah remuk. Kulit lusuhku sudah tak mampu merasakan lagi, lidahku
lunglai getir.
Rana..
Engkau telah jauh
dari aku
betapa tahukah engkau
isyarat baitku
dan jejaka pasrah
telah terbit
Rana..
Aku kehilangan
hidupku
Nestapa dalam ironika
hidup
Kegagalan bertalu -
talu menggema dalam otakku
Dan rana, kau telah
hilang kini
Dalam tiap lamunan gelap
yang dahulu telah kunanti
Kutakut hilang
hidupku,
Tapi lebih gelap
saatku kehilangan dirimu
Rana,
Kubermuram durja
dalam sedih durjana
dan kini kulebih
memilih sendiri, dalam selokan gang sempit ini
Tak ada yang bisa
kulakukan sekarang, aku telah menyerah, aku sudah mati akan mimpi. Aku lelah
dengan imaji - imaji hatiku. Pualam dalam renungku telah pecah, dan aku sudah
tak mau bermimpi lagi.
Aku bukanlah seorang
pemimpi..!!
(Akira Wisnu - Gagal Senat dan BOE, gagal cinta, dan gagal dalam kehidupan)
0 comments:
Post a Comment